Latihan Menulis Paragraf Awal Dengan Strategi Tiga Kata

07.29
Selamat malam pemirsa, ngomong-ngomong soal kata “selamat malam” saya teringat suatu ketika di dalam ruang kursus sekitar tahun 2006, pak Hery guru les bahasa Inggris saya waktu itu pernah menyindir saya yang belum paham perbedaan kata “Good Evening” dengan “Good Night”. Saya yang waktu itu dengan sangat yakinnya memperkenalkan diri dengan kalimat “Good night every body” langsung dibuat malu oleh pria yang tampak tampan bersama kacamatanya itu.

Tapi pada kesempatan kali ini saya tidak akan bercerita bagaimana sarjana sastra inggris itu mempermalukan saya, tidak juga saya bercerita betapa guru bahasa inggris ini sangat elegan dari sudut pandang saya sebagai orang udik. Sekalipun good netter meminta, kukuh saya bilang tidak. Di hari #jum’atBerkah ini saya ingin menulis sesuatu yang lebih penting dari kisah anak kampong yang duduk di dalam ruangan berwarna ungu untuk mengikuti les bahasa inggris.

Pada malam yang dipenuhi kesenangan ini saya ingin memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan cara menulis cara menulis. Coba ulangi lagi lima kata terakhir dari kalimat barusan “dengan cara menulis cara menulis”. Udah paham kan maksudnya ^^.  Maaf bila saya membuat good netter jadi berpikir sedikit capek. Padahal menulis cara menulis bukan judul yang pas untuk tulisan ini. Yang lebih tepat sebenarnya “Membuat 10 contoh paragraph dengan strategi tiga katanya A.S Laksana”
buku creative writing tips dan strategi menulis cerpen dan novel

Sedang asik membolak balik blog yang berisi tips menulis ala penulis terkenal saya menemukan satu nama yang saya kenal lewat bukunya “Creative Writing”. Dialah A.S Laksana yang kata Hoeda Manis adalah seorang penulis yang memiliki gaya menulis. Dan dari Hoeda Manis pula saya tahu ternyata hanya sedikit penulis yang memiliki gaya menulis. Penggemar tulisan Dale Carnegie ini bahkan berani bilang gaya menulis adalah puncak ilmu menulis. Saya yang awam dalam dunia tulis menulis tidak tahu menahu tentang gaya menulisnya A.S Laksana. Yang saya tahu cover bukunya bagus dan apa yang di sampaikannya dalam buku “Creative Writing” bias saya pahami. Saya juga menyukai cerpen “Menggambar Ayah” yang disisipkan kedalam buku itu. Menurut saya yang menganggap menulis sama susahnya dengan memasak, cerpen “Menggambar Ayah” sangat bagus baik dari sisi penulisannya, idenya, maupun proses pembuatan cerpen itu sendiri. Pantas cerpen ini sempat menjadi yang terbaik di jamannya. A.S Laksana melakukan riset dengan mewawancarai orang gila, nah cerpen “Menggambar Ayah” diceritakan dari sudut pandang orang gila ini. Menurut saya ide beliau ini sangat gila. Al hasil cerpen yang dihasilkanpun keren gila!

Lantaran teringat dengan buku “Creative Writing” saya jadi kepikiran untuk mempraktekkan salah satu teknik menulis yang diajarkan dalam buku itu. Nama tekniknya adalah strategi tiga kata. Saya akan melakukannya dengan cara saya sendiri. Pertama-tama saya mengumpulkan kata demi kata yang yang menurut saya unik walaupun semuanya tidak harus unik dan memang tidak semua unik. Saya berhasil mengumpulkan  tiga puluh kata, kata-kata itu untuk membangun sepuluh paragraf dan masing-masing paragraf tidak memiliki hubungan satu sama lain. Kedua, untuk mendapatkan tiga kata saya menggunakan aplikasi random number generator. Sebelumnya kata-kata yang saya kumpulkan sudah memiliki nomor urut. Dan hasilnya adalah sbb :

Paragraf 1 : Sketsa – Lagu – Informan
Paragraf 2 : Bakti – Bunian – Status
Paragraf 3 : Ngebut – Apel – Kawat
Paragraf 4 : Diary – Bumi – Bintang
Paragraf 5 : Masjid – Sejengkal – Wacana
Paragraf 6 : Jerman – Cinta – Melayu
Paragraf 7 : Pasir – Arkeolog – Tahyul
Paragraf 8 : Gambar – Mumpuni – Angin
Paragraf 9 : Buaya – Meme – Naskah
Paragraf 10 : Nyinyir – Majalah – Ambacang

BRB mikir dulu XD

 Teknik Menulis Paragraf Awal

PARAGRAF 1

Seorang lelaki kurus tampak duduk di sebuah lobi Hotel. Wajahnya tak tampak karena tertutup Koran yang ia baca. Yang tampak hanyalah pergelangan tangannya yang kecil memakai jam tangan rantai silver juga kaki kurusnya memakai sepatu formal berwarna hitam. Kemungkinan ia juga memakai kacamata tebal agar serasi dengan topi flatcap yang ia kenakan. Kuat dugaanku dia adalah seorang informan. Koran yang di sengaja berlubang itu hanyalah tameng untuk melindungi wajahnya. Tapi siapa dari orang-orang yang berada di lobi ini yang ia mata-matai aku tak tahu. Apakah perempuan muda disampingku ini yang sedang asik dengan laptopnya. Sedang laptop itu ia biarkan bebas bernyanyi lagu Niki Ardilla atau aku ? ah tak mungkin. Aku hanya anak pedagang batik biasa, usaha papa juga tak ada hubungannya dengan partai politik manapun. Jam dinding bergambar sketsa wajah soekarno yang menempel pada salah satu pilar menunjukkan pukul Sepuluh lewat Sembilan menit, aku harap papa segera muncul.

PARAGRAF 2

Baim sebenarnya anak yang taat pada orang tua. Disuruh mengaji ia mengaji, disuruh sembahyang ia tak mampir dulu ke Sunan Warnet bermain Point Blank. Tapi bagi Baim, bakti adalah satu hal sedang mendengarkan cerita adalah hal lain. Ibunya senang bercerita, tanpa diminta Baim dan kedua adiknya selalu setia mendengarkan. Meskipun yang diceritakan bukan dongeng pengantar tidur, melainkan kisah nabi juga cerita yang pernah nenek Baim ceritakan kepada Ibunya. Seperti hari ini sang ibu bercerita tentang seorang bayi hilang di tengah hutan. Bayi itu milik seorang perempuan muda yang telah menyandang status janda. Tadinya bayi itu diletakkan pada ayunan dari selendang yang kedua ujungnya ditambatkan pada dahan pohon yang rendah.sementara perempuan itu menyisir hutan, mengumpulkan buah bacang untuk dijual. Saat kembali ia tak menemukan bayinya dalam ayunan. Ia menyadari kebodohannya lalu ia menangis dan menjerit sejadi-jadinya. Diakhir cerita ibu baim mengatakan dengan suara setengah berbisik “Bayi itu dibawa orang bunian

PARAGRAF 3

Perbedaan anak sekolah SMA yang suka menolong orang tua dengan anak SMA yang suka ugal-ugalan yang suka menolong di do’akan agar selalu dekat dengan jodohnya yang suka ugal-ugalan dido’akan agar dekat dengan Tuhannya. Mati maksudnya. Lantaran terlalu sering dido’akan agar cepat mati, Ronaldo yang suka ngebut dijalan mengalami kecelakaan tadi pagi sewaktu berangkat kesekolah SMK MUARA KAWIN.  Ia menabrak Bus mogok di pinggir jalan, padahal sopir bus sudah meletakkan segitiga pengaman dibelakang bus. Alhasil hidung Ronaldo patah dan kawat giginya rontok bersama gigi depan bagian atas dan bawah. Tadi malam Ronaldo sempat bermimpi, saat hendak mengambil apel di kulkas apel itu tiba-tiba tertawa “jangan mimpi kamu bias makan saya, daging saya keras butuh gigi yang kuat mengunyahnya, kamu.? kamu bahkan tak punya gigi” hahahaha

PARAGRAF 4

Dibelahan bumi bagian Timur bintang ada dimana-mana, mereka hidup, bergerak, berkedip,  kadang hilang lalu muncul lagi membuat langit seperti taman cahaya. Maharani tak mampu memejamkan mata, cukup lama ia terpana hingga sesuatu dalam dirinya mengingatkannya ada sesuatu yang harus ia lakukan. Ia segera mengambil diary dan menulis beberapa baris kata lalu ia tunjukkan pada bintang yang cahanya paling terang. Ia berharap melalui perantara sang bintang pesannya akan sampai pada Ben. Dibelahan bumi bagian Barat ranum cahaya bulan menyisir hampir seluruh luasnya langit. Tak ada bintang berani menampakkan diri, sekalipun muncul cahaya itu cepat-cepat menghilang dan tak muncul lagi. Disaat bulan mulai mengantuk bintang-bintang bermunculan Ben melihat bintang yang paling besar dan ia tersenyum membaca pesan Maharani.

PARAGRAF 5

Mufakat yang sudah disetujui majelis pada musyawarah tadi malam di kantor desa baru sebatas wacana. Budi tahu betul karakter pemerintahan di desanya, sekali hilaf uang lenyap. Dua puluh persen dari anggaran ratusan juta rupiah akan dialokasikan untuk pemugaran Masjid Attaqwa di tenggara pasar jum’at. Sekali lagi itu baru wacana, masih sejengkal menuju jalan panjang realisasi. Sebagai sarjana yang sudah mengenyam pahit getirnya sebagai aktifis Budi bertugas mengawal perjalanan panjang itu. Mahasiswa sekalipun tidak lagi mahasiswa tetap dianggap sebagai pion penghalang jalan mulus praktik korupsi. Itulah ayat wajib pejabat dimanapun ia menjabat. Pemerintah sekalipun rendah di mata rakyatnya mereka tetap jumawa dalam dunia mereka sendiri. Pejabat – pejabat ini sungguh menyadari bahwa merekalah sang pengendali. Keangkuhan itu tersimpan rapi dalam gelapnya lubang kecil hewan pengerat.

Lima paragraf lagi nyusul yah (laper)

Bye ^^


PARAGRAF 6

Meski jauh di Jerman sana kalau jodoh pasti bertemu. Hal itu terbukti nyata pada Eliana yang tengah makan bersama calon Suaminya di salah satu café di bandara Prankfurt. Ini pertama kalinya ia dan Mike bertemu setelah setahun menjalin hubungan di dunia maya yang awalnya berkenalan lewat biro jodoh online. Bagi orang Melayu seperti Eliana menikah dan menetap di luar negeri adalah mimpi yang hanya orang yang beruntung saja yang bisa membuatnya menjadi nyata. Ibarat ilmu dasar matematika cinta Eliana pada Mike adalah satu dan impiannya tinggal di luar negeri di tambah satu  jika dijumlahkan hasilnya sama dengan  dua, dua keinginan akan segera terwujud dalam satu pernikahan.

PARAGRAF 7

Memang beginilah manusia, saat cuaca panas kita mengeluh kepanasan, saat hujan kita mengeluh basah kedinginan. Bahkan ketika tidak ada cuaca panas dan hujan kita tetap mengeluh, tak punya uang. Terlebih bagi Ardi yang tengah merayakan ulang tahun ke empatnya sebagai pengangguran. Layaknya seorang pengangguran tingkat akut hal-hal yang dianggap tahayul jadi serba masuk akal bagi Ardi. Tak heran jika ia ada disini sekarang diatas hamparan pasir tak bertepi bagai permadani bersulam emas murni. Dari jauh Ardi tampak sedang mencium  pasir itu, meski sebenarnya ia hanya mengendus. Tubuhnya melekat erat pada tumpukan pasir memunggungi langit. Diusapnya permukaan pasir dengan hati-hati persis seorang arkeolog memperlakukan temuan baru. Tapi dari jauh Ardi tampak seperti sedang bercinta kadang telinganya ditempelkan ke pasir seolah pasir itu sedang berbisik.

PARAGRAF 8

Petok…petok…petok, bunyi itu terdengar jelas setiap kali sepatu high heels Dewi menyentuh lantai keramik berwarna krem natural. Dewi sedang mengelilingi ruangan yang cukup besar untuk ukuran sebuah ruang tamu, ia betah berlama-lama memandangi gambar demi gambar yang berjejer rapi pada dinding karena ruangan itu cukup nyaman . Keadaan diluar berbeda sekali, angin bersiul-siul membentuk formasi lingkaran obat nyamuk sedang suhu udara terus menurun, sekarang sudah dibawah dua puluh derajat celcius. Langkah dewi berhenti saat tubuhnya sejajar cermin berbingkai ukiran jati ia senang melihat dirinya cantik, secantik saat ia meninggalkan cermin di kamar rumahnya satu jam yang lalu. Dewi agak kaget melihat sosok yang tiba-tiba muncul dalam cermin, ketika berbalik  ia tersentak melihat orang itu berdiri cukup dekat. Beruntung dewi memiliki keterampilan mumpuni menghindari laki-laki yang berani bersikap kurang ajar itu.

PARAGRAF 9

Ada sebuah foto laki-laki umur kepala tiga (sebentar lagi kepala empat) tanpa baju, rambutnya tidak panjang tapi bohong besar bila disebut rapih. Sepertinya ia baru bangun atau dibangunkan perempuan berbedak dan bergincu tebal dibelakangnya, ketika menulis kata “perempuan” saya agak ragu karena wajah yang diam-diam narsis dibelakang laki-laki itu agak mirip waria (maaf). Tampang laki-laki seperti itu banyak kita temui di pinggir jalan, di parkiran, di terminal dan di tempat-tempat yang semisal itu. Foto itu diberi tulisan “Saat bawang putih bertemu dengan bawang goreng". Gerhana cekikikan melihat meme di laptopnya hampir saja ia kehilangan focus. Gerhana sebenarnya sedang mencari referensi untuk naskah cerpen yang sedang ia garap. Tapi itulah kelemahannya jika mencari informasi lewat internet, banyak hal yang bisa mengalihkan pikiran. Sejauh ini Gerhana cukup mampu menepis semua itu dan kembali fokus, lagi pula deadline cerpen yang ia beri judul “Roti Buaya Membawa Petaka”  ini tinggal beberapa hari lagi.

PARAGRAF 10


Pukul enam dini hari matahari mulai melukis langit dengan cahaya kuning keemasan. Cahaya itu lalu turun menikuk lurus membentuk hujan cahaya tak kasat mata menembus lapisan udara menguapkan kabut tipis yang sedari tadi menutupi bumi. Tampaklah pemandangan manusia tumpah ruah hilir mudik bagai semut kehilangan jejak. Seorang nenek sedang duduk di tepi jalan di tengah pasar wajahnya resah tak tahan dengan udara yang panas dan lengket, tangannya pelan mengibas leher dengan majalah bekas dan dengan wajah yang semakin resah bukan karena suhu udara yang kian meninggi tapi nyinyir perempuan penjual sayur dibelakangnya. Perempuan itu kesal karena sayur ambacang miliknya ludes tanpa transaksi. Maksudnya hilang.

Nah sekarang sudah selesai, bagaima menurut anda ?

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔